Pertamina Tarungkan Dexlite dengan Bio Solar

Bekasi – Guna mengedukasi para pengusaha yang menggunakan kendaraan niaga, PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV menguji perbandingan bahan bakar diesel antara Dexlite dan BioSolar.

Pengujian ini menggunakan 2 unit bus Sinar Jaya berbasis Mercedes Benz double decker dan Hino RN sejauh 20.000 KM dengan rute Pulogebang – Pekalongan dan Cikarang – Pekalongan.

“Teknisnya nanti 10.000 KM pertama menggunakan Dexlite dan 10.000 KM berikutnya menggunakan Solar, sehingga akan terlihat perbedaannya” terang Ibnu Chouldum, General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region IV.

Pertamina menggandeng LAPI ITB sebagai lembaga mandiri untuk mendampingi masa pengujian khususnya pada tingkat Cost vs. Efficiency-nya menggunakan Dexlite dan Bio Solar.

“Slfur pada mesin diesel menjadi musuh utama bagi kendaraan bermesin diesel, karena dampak sulfur yang tinggi akan membuat mesin menjadi korosif, mengakibatkan kerak, dan penyumbatan di filter saluran bahan bakar serta mempengaruhi kadar emisi gas buang. Maka semakin rendah sulfur, akan makin baik. Sedangkan additif detergency di Dexlite digunakan untuk membersihkan ruang bakar mesin diesel, dan membersihkan kerak-kerak kotoran akibat dari  pembakaran mesin,” ujar Iin Febrian Manager Retail Pertamina Marketing Operation Region IV.

“Sedangkan untuk Biosolar, jumlah sulfur sebanyak 2500 PPM dan tidak memiliki additif detergency,” imbuhnya.

Pengujian komparasi ini mengedukasi masyarakat dan para pengusaha kendaraan komersial seperti Aptrindo (Asosisasi Pengusaha Truk Indonesia) dan Organda (Organisasi Angkutan Darat) bahwa Pertamina memiliki BBM berkualitas lebih baik dari Biosolar subsidi yang telah sesuai dengan standar pabrikan kendaraan, karena mengandung Cetane Number 51 , Sulfur Content Maximal 1200ppm serta mengandung Additif Detergency.

Pertamina menggandeng PO Sinar Jaya Bus, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia dan PT Hino Motor Sales Indonesia. [Idr]